Kemana Bupati Kerinci Saat Rakyat Menjerit Meminta Keadilan?

Jambiklik.id, Berita Kerinci – Aksi unjuk rasa warga di lokasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kerinci berakhir ricuh pada Kamis (21/8). Warga menyuarakan penolakan terhadap proyek yang dinilai merusak lingkungan dan mengancam mata pencaharian mereka.

Namun, dalam aksi tersebut, tidak terlihat kehadiran jajaran Pemerintah Kabupaten Kerinci, termasuk Bupati Kerinci Monadi dan anggota DPRD. Ketidakhadiran mereka menuai kritik tajam dari sejumlah pihak.

Seorang aktivis Kerinci, Ega Roy, menyampaikan kekecewaannya terhadap Bupati Monadi.

“Monadi, Bupati Kerinci, memang begitu. Sibuk berkodak-kodak untuk pencitraan. Bisa dikatakan dia seperti tidak peduli dengan masyarakat yang sedang menjerit,” ujarnya.

“Saya minta Bupati Kerinci ke depan lebih sigap dan hadir saat rakyat membutuhkan,” tambah Ega.

Kericuhan terjadi setelah situasi yang awalnya berlangsung damai sejak pagi berubah memanas pada siang hari. Ratusan warga menerobos masuk ke area pembangunan bendungan, memaksa penghentian aktivitas proyek, dan melempari alat berat seperti ekskavator. Para pekerja pun terpaksa menghentikan kegiatan mereka.

Warga menolak proyek PLTA karena dianggap berdampak buruk terhadap lingkungan serta mengancam sektor pertanian dan perikanan yang menjadi sumber penghidupan utama mereka.

Ketegangan semakin meningkat setelah beberapa warga Desa Pulau Pandan diamankan oleh aparat kepolisian pada Jumat (22/8/2025). Baru setelah itu, Bupati Kerinci terlihat hadir di lokasi, menyusul aksi pemblokiran jalan nasional oleh warga setempat. Pemblokiran tersebut menyebabkan akses jalan tidak bisa dilalui hingga akhirnya dibuka kembali oleh pihak berwajib.