JAMBIKLIK.ID, BERITA KERINCI – Media sosial kembali diramaikan oleh keluhan para petani Desa Koto Periang, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi, setelah lahan pertanian mereka rusak akibat dilintasi peserta event motor trail Trail Adventure JELASAK pada Minggu (28/9/2025).
Foto-foto yang diunggah akun Facebook Info Kito Kincai dan pengguna bernama Enni Andrya memperlihatkan kondisi kebun cabe dan kentang milik warga yang hancur terlindas roda motor trail. Unggahan tersebut langsung menuai reaksi keras dari warganet.
Dalam keterangannya, akun Info Kito Kincai menulis:
“Beginilah kondisinya! Lahan cabe dan kentang milik warga rusak usai gelaran Trail Adventure JELASAK di Desa Koto Periang. Tanaman yang jadi sumber penghidupan kini hancur terlindas roda. Pertanyaannya: siapa yang akan bertanggung jawab?”
Nada serupa disampaikan Enni Andrya dalam unggahannya:
“Kalo sudah begini siapa yang tanggung jawab? Acan cabe dg kubik uhang di gahu touring.”
Unggahan ini memicu ratusan komentar bernada protes. Warganet menyoroti kelalaian panitia dan menuntut pertanggungjawaban atas kerugian yang dialami para petani.
Salah satu komentar datang dari akun Umi Nur Janah, yang menyebut bahwa kejadian serupa pernah terjadi di luar Kerinci, dan mestinya bisa diantisipasi:
“Seharusnya panitia mengecek jalur sebelum acara. Itu sumber rezeki masyarakat. Bukan hanya cabe, kentang yang baru ditanam juga ikut hancur. Wajar kalau pemilik lahan marah.”
Tak hanya tanaman yang rusak, warga juga mengeluhkan kondisi jalan menuju ladang yang turut hancur usai dilewati rombongan motor trail. Beberapa komentar bahkan menyebut panitia dan peserta kurang memiliki empati terhadap jerih payah petani.
“Mereka tidak punya adab. Tidak tahu betapa susahnya petani menggarap lahan. Hobi boleh, tapi jangan sampai merugikan orang lain,” tulis seorang netizen.
Cabe dan kentang merupakan komoditas utama di wilayah Kayu Aro, yang menjadi sumber penghasilan mayoritas warga. Kerusakan lahan pertanian akibat aktivitas event tersebut dinilai sebagai pukulan berat bagi para petani yang telah menghabiskan waktu, tenaga, dan modal untuk merawat tanaman.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari panitia Trail Adventure JELASAK terkait kerusakan lahan warga. Namun, desakan agar panitia memberikan ganti rugi terus menguat di berbagai platform media sosial.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi penyelenggara event serupa agar lebih berhati-hati dalam menentukan rute kegiatan. Jalur yang melintasi lahan produktif milik warga semestinya dihindari, demi mencegah konflik dan kerugian. Koordinasi dengan aparat desa, tokoh masyarakat, dan pihak berwenang juga dinilai sangat penting.
Warga Kayu Aro kini menantikan langkah konkret dari panitia. Apakah mereka akan bertanggung jawab, atau justru membiarkan persoalan ini berlarut dan melukai kepercayaan masyarakat?
Social Plugin