JAMBIKLIK.ID, BERITA SUNGAI PENUH - Kondisi Sungai Bungkal pasca-normalisasi kembali menjadi sorotan. Pantauan di lokasi, Senin (08/12/2025), menunjukkan aliran sungai masih dangkal dan dipenuhi endapan lumpur. Gundukan tanah yang seharusnya terangkat masih tersisa, menandakan pengerjaan diduga tidak maksimal.
Kedangkalan sungai ini dikhawatirkan memicu banjir jika hujan terjadi terus-menerus. Alih-alih menjadi solusi, normalisasi dinilai berpotensi menambah risiko genangan.
Di bagian timur, bibir sungai terlihat tidak dikeruk dan tebing tampak rapuh, memunculkan pertanyaan publik terkait standar dan metode pengerjaan. PT Wijaya Karya (Wika) diketahui sebagai pelaksana proyek berdasarkan kontrak dengan BWSS VI Jambi untuk anggaran 2025. Namun proyek yang berasal dari APBN ini mendapat kritik karena minim informasi mengenai besaran anggaran dan perkembangan pekerjaan.
Beredar informasi bahwa sebagian pekerjaan diserahkan kepada subkontraktor, namun hingga kini belum ada penjelasan resmi dari BWSS VI maupun PT Wika. Pengawasan mutu pengerjaan pun dipertanyakan.
Keluhan warga Sungai Penuh semakin menguat. Mereka menilai pengerjaan dilakukan setengah hati karena kondisi sungai masih kotor dan penuh sedimen. “Kami merasa dikelabui. Kami mendukung normalisasi, tapi harus dengan pola yang tepat dan bukan hanya menguntungkan pihak tertentu,” ujar Peri, warga setempat.
Aktivis Kerinci, Syafri, juga menegaskan pentingnya penggunaan anggaran negara secara bertanggung jawab dan hasil pekerjaan yang memenuhi kualitas maksimal.
Publik kini menuntut transparansi dan evaluasi lanjutan atas proyek normalisasi Sungai Bungkal agar tidak menimbulkan persoalan baru.
Hingga berita ini diterbitkan, PT Wijaya Karya dan pihak terkait belum memberikan klarifikasi.









Social Plugin